NEWSTICKER

Proposal Perdamaian Prabowo Ditolak Ukraina, Pengamat: Wajar

Proposal Perdamaian Prabowo Ditolak Ukraina, Pengamat: Wajar

Kautsar Widya Prabowo • 5 June 2023 07:43

Jakarta: Pemerintah Ukraina menolak proposal perdamaian dengan Rusia yang ditawarkan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dalam IISS Shangri-La Dialogue di Singapura belum lama ini. Peneliti Studi Rusia dan Eropa Timur di Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Radityo Dharmaputra menilai penolakan tersebut hal wajar.

“Karena tidak masuk akal, tidak sesuai kondisi saat ini di lapangan, tidak mempertimbangkan konteks sejarah dan politik kawasan Eropa Timur, serta tidak sesuai prinsip Indonesia sendiri,” kata Radityo melalui keterangan yang dikutip Senin, 5 Juni 2023.

Radityo menelaah beberapa usulan Prabowo. Antara lain, gencatan senjata yang dinilai tak menjamin Rusia bakal menyerang Ukraina.

“Sejak awal perang, sudah ada banyak upaya ‘gencatan senjata’, terutama oleh Turki. Tercatat sejak 28 Februari 2022 sudah ada belasan kali upaya tersebut. Hasil: nihil!,” ujarnya.

Selain itu, dia mengkritik tawaran referendum Prabowoo yang dilakukan di wilayah sengketa. Menurut Radityo, hal tersebut sangat keliru. Dia menegaskan tidak ada wilayah sengketa dalam perang antara Rusia dan ukraina.

"Apakah kita sedang berargumen bahwa negara kuat boleh menginvasi, lalu nanti bisa referendum di sana?” ujar Radityo.

Dia menyampaikan ketidakjelasan dan amatirnya proposal Prabowo memunculkan pertanyaan siapa yang sebetulnya menyusun. Dia juga mempertanyakan apakah proposal itu sudah dikoordinasikan dengan Presiden Joko Widodo dan Kementerian Luar Negeri atau hanya cek ombak.

“Atau, lebih parahnya, jangan-jangan ini hanya pembentukan image menjelang Pemilu 2024? Apalagi sudah muncul narasi 'berani' seperti poster di bawah. Kalau iya, berarti celakalah kita, karena harga yang dibayar adalah reputasi Indonesia di mata dunia,” ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Achmad Zulfikar Fazli)