Yogyakarta: Gangguan keamanan seperti bentrok antarkelompok yang terjadi Minggu malam, 4 Juni 2023 bisa mengancam roda pariwisata Yogyakarta. Terlebih peristiwa tersebut terjadi saat momen akhir pekan dan libur panjang.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Singgih Raharjo mengaku mengkhawatirkan dampak bentrok itu. Menurut dia, situasi itu berseberangan dengan upaya meningkatkan angka kunjungan wisatawan.
"Pariwisata itu identik dengan keramahtamahan, aman, dan nyaman, sehingga ini yang harus tidak boleh terjadi lagi di Kota Jogja karena tentu ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan wisatawan," kata Singgih dihubungi, Selasa, 6 Juni 2023.
Ia mengatakan aspek kenyamanan menjadi salah satu faktor penentu wisatawan mau berkunjung. Keamanan juga menentukan keselamatan, baik warga maupun wisatawan.
Singgih mengatakan respon kepolisian dalam mengamankan peristiwa itu juga menjadi hal baik. Selain meredam, perwakilan kedua belah pihak melakukan janji perdamaian dan persaudaraan.
Pihaknya akan berupaya meningkatkan pencegahan konflik di lapangan. Ia mengatakan akan melakukan koordinasi dengan lintas instansi dalam meningkatkan keamanan. "Deteksi dini itu lebih ditingkatkan lagi sehingga tidak muncul lagi," ujarnya.
Bentrok antara anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan Brajamusti serta warga sebelumnya terjadi di sejumlah ruas jalan di pusat Kota Yogyakarta pada Minggu malam, 4 Juni 2023.
Berdasarkan informasi, kericuhan pecah pada Minggu sore di kawasan GOR Amongrogo. Beranjak malam, kericuhan bergeser di Jalan Kusumanegara hingga akhirnya di kawasan Jalan Tamansiswa. Ricuh di Jalan Tamansiswa ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Sejumlah benda, seperti batu dan pecahan kaca berserakan di jalanan.